Filsafat Atas Ilmu Akuntansi

Filsafat ilmu adalah cabang dari filsafat yang menyediakan metode berpikir bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu awalnya digunakan dalam ilmu alam, tetapi saat ini telah dipinjam untuk menjelaskan disiplin ilmu lain misalnya Akuntansi.
Asal mula akuntansi biasanya dikaitkan dengan hasil karya luca pacioli, dalam bukunya di tahun 1494 yang berjudul summa de arithmetica, geometria, proportione et proportionalite, pacioli yang menguraikan suatu sistem yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi telah dicatat secara efisien dan akurat. Dalam sitem akuntansi ini dikenal sistem akuntansi berpasangan dimana setiap transaksi selalu mempengaruhi dua akun atau lebih dalam laporan keuangan, sebagai sisi debet dan sisi kredit. Cara ini tentu saja lebih kompleks dibanding dengan sistem pencatatan tunggal yang hanya berupa daftar transaksi. Namun demikian pada tahun 1600-an baru dikenal adanya laporan keuangan
Filsafat ilmu akuntansi merefleksikan secara filosofis tentang ilmu akuntansi. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap hakekat, fungsi, dan tata nilai yang melandasi akuntansi , marilah kita meninjau :
1. Apakah yang ingin kita ketahui dari akuntansi? (ontologi ilmu)
2. Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan ilmu akuntansi? (epistemologi ilmu)
3. Apakah nilai / manfaat pengetahuan akuntansi bagi kita? (axiologi ilmu)

A. Ontology Ilmu Akuntansi
Isi dari ilmu akuntansi sebagai salah satu aspek dari ontology ilmu yaitu Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.
Akuntansi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1 Akuntansi keuangan ( financial accounting ) : Bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian bagi para investor , kreditor, dan para pengguna eksternal lainnya.
2 Akuntansi manajerial ( managerial accounting ) : Bidang akuntansi yang memberikan informasi perekonomian dan keuangan bagi para manajer dan para pengguna internal lainnya
Untuk mengembangkan prinsip akuntansi yang berlaku umum maka dibuatlah beberapa andaian (asumsi) yang kemudian akan menjadi dasar bagi suatu proses akuntansi . Asumsi tersebut terbagi 2 yaitu  :
1) Asumsi Satuan Uang ( monetary unit assumption )
Asumsi yang menyatakan bahwa hanya data transaksi yang dapat dinyatakan dalam satuan uang yang dimasukkan ke dalam catatan-catatan akuntansi. Asumsi ini memungkinkan akuntansi mengukur peristiwa ekonomi, jadi pada asumsi ini kita hanya mencatat transaksi yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi, contohnya yaitu kita melakukan pembayaran gaji karyawan, pembayaran listrik dan pembayaran air berarti transaksi ini harus dicatat karena dapat dinyatakan dalam satuan uang.

2) Asumsi Entitas Ekonomi ( economic entity assumption )
Suatu entitas ekonomi dapat berupa organisasi atau unit dalam masyarakat. Asumsi entitas ekonomi ini menyatakan bahwa aktivitas entitas akan dipisahkan dan dibedakan dari aktivitas pemilik dan semua entitas ekonomi lainnya. Artinya kekayaan pribadi dibedakan dengan kekayaan perusahaan contohnya yaitu, jika kita melakukan pengeluaran untuk kepentingan pribadi kita maka pengeluaran pribadi itu harus dicatat sebagai biaya hidup pribadi dan dipisahkan dari pengeluaran perusahaan.
Dalam persamaan dasar akuntansi, unsur dasar suatu bisnis adalah asset ( sumber daya yang dimiliki ) dan kewajiban ( klaim terhadap asset kepada kreditor / utang yang harus dibayar ), sedangkan ekuitas pemilik ( klaim dari pemilik ). Hubungan ini disebut persamaan akuntansi dasar maka dari itu jumlah asset harus sama dengan jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik.

B. Epistemology Ilmu Akuntansi 
Ilmu akuntansi merupakan penggabungan antara rasionalisme dan empirisme ( yang merupakan metode keilmuan ) karena akuntansi merupakan ilmu yang menggunakan pemikiran ( rasionalisme ) untuk menganalisis data transaksi akuntansi dalam membuat laporan keuangan yang kemudian laporan keuangan tersebut merupakan hal konkrit (merupakan benda empiris ) yang dapat direspon oleh panca indera manusia ( empirisme )
Untuk merumuskan teori akuntansi maka kita harus melakukan penelitian akuntansi dengan menggunakan metode. Metodologi diartikan sebagai perumusan dan penentuan metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Sedangkan metode adalah cara yang sistematik dalam rangka menemukan kebenaran ilmiah . Dalam penyusunan teori akuntansi digunakan 2 metode, yaitu :
1. Metode deskriptif
Dalam metode ini, akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan maka teori akuntansi yang dipakai harus bersifat menjelaskan ( descriptive ). Metode ini lebih menekankan pada “ apa yang terjadi “ ( what is ) melaui penyusunan praktek-praktek akuntansi
2. Metode normatif
Dalam metode ini, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti  tidak peduli dipraktikkan sekarang atau tidak. Metode ini lebih menekankan pada    “ apa yang seharusnya “ ( ought to be )

Kemudian dalam menarik sebuah teori akuntansi, kita juga perlu melakukan pendekatan rasional ( melalui akal dan pikiran ) dan pendekatan empiris ( melakukan uji coba untuk memastikan kebenaran yang ada ). Pendekatan – pendekatannya sebagai berikut :

  1. Pendekatan non teoritik → lebih menuju kepada pendekatan empiris
    a. Pendekatan pragmatik
    b. Pendekatan otoritas
  2. Pendekatan teoritik → lebih menuju kepada pendekatan rasional
    a. Pendekatan deduktif
    b. Pendekatan induktif
    c. Pendekatan etik
    d. Pendekatan sosiologis
    e. Pendekatan ekonomi
    f. Pendekatan elektik / selektif
  3. Pendekatan lainnya
    a. Pendekatan peristiwa
    b. Pendekatan perilaku
    c. Pendekatan prediktif dan positif
    d. Pendekatan regulatori

Selanjutnya untuk itu kita harus mengetahui bagaimana cara kita memperoleh informasi tentang akuntansi yaitu dengan cara :
- Mengidentifikasi peristiwa – peristiwa ekonomi akan melibatkan pemilihan aktivitas – aktivitas ekonomi yang relevan bagi suatu organisasi tertentu. Contohnya pembayaran gaji karyawan, pembayaran biaya listrik, dll.
- Setelah teridentifikasi, peristiwa – peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat untuk menjadi alur aktivitas keuangan perusahaan. Pencatatan terdiri atas pembuatan jurnal peristiwa – peristiwa secara sistematis dan kronologis
- Informasi tersebut kemudian dikomunikasikan kepada pengguna yang berkepentingan, informasi keuangan akan disampaikan melalui laporan – laporan kuangan akuntansi.


C. Axiology Ilmu Akuntansi
Sebagaimana yang ditanyakan oleh  Jujun S. Suriasumantri (1966 : 35 ) tentang “Apakah kegunaan ilmu itu bagi kita ?”. Pertanyaan itu memberikan saya sebuah pemahaman bahwa pada dasarnya ilmu itu bersifat netral begitu pula pada ilmu akuntansi sehingga pengarahannya itu tergantung dari masing-masing individu yang mengarahkan ke arah baik atau buruk.

Apabila kita mengarahkan ilmu akuntansi ke arah baik maka, Akuntansi akan member manfaat dalam karier mencakup sebagai berikut :
  Manajemen umum → membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi agar dapat mengambil keputusan dengan bijak.
  Pemasaran → membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi untuk membuat strategi yang akan menentukan keberhasilan tenaga penjualan dan melakukan kuantifikasi terhadap biaya dan keuntungan.
  Keuangan → membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi untuk memeriksa dan
menganalisis laporan keuangan
  Perpajakan → membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk melakukan perencanaan pajak perusahaan dan membuat surat setoran pajak
Sebaliknya apabila kita mengarahkan ke arah buruk maka ilmu akuntansi itu tidak akan memberi manfaat tetapi hanya akan membawa bencana buruk juga. Contohnya : Kasus Gayus Tambunan yang hanya mencoreng citra aparat perpajakan Indonesia dengan melakukan korupsi akibatnya saat ini dia ditahan atas kasus korupsi dan suap mafia pajak dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda sebesar Rp. 300 juta

No comments:

Post a Comment