Pemeriksaan USG 4D (Foto: Groupon) |
“Kebanyakan orang Indonesia memanfaatkan USG 4D hanya untuk tahu apa jenis kelaminnya dan bagaimana wajah bayinya, apa lebih mirip ibu atau ayahnya. Padahal teknologi USG memiliki makna lebih bagi diagnosis medis,” kata ahli kandungan Dr Reino Rambey, dari Klinik Visi Scan, Jakarta.
Skrining ultrasound atau USG 4D adalah pencitraan yang dapat melihat bentuk anatomi tubuh dengan dimensi jarak dan waktu. Pada pencitraan 4D pergerakan bayi akan dapat dilihat, tidak seperti pada teknologi ultrasound di bawahnya.
“Fungsi USG yang sebenarnya adalah untuk melihat tumbuh kembang dan kondisi fisik janin. Skrining dengan USG 2D saja sebenarnya cukup bila dilakukan pada waktu yang tepat dan tidak ada risiko kelainan yang dikhawatirkan,” ujarnya, saat ditemui di bilangan Cikini, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Bila memang ibu atau kehamilan memiliki risiko, pemeriksaan USG kehamilan dapat berguna untuk mendeteksi adanya kelainan atau risiko lebih lanjut. Pemeriksaan USG pada trisemester pertama (10 - 14 minggu), contohnya, berguna untuk mendeteksi kelainan sindrom Down dengan mengukur Nuchal (NT) dan Nasal Bone (NB).
Pemeriksaan pada trisemester dua (18-27 minggu) dilakukan untuk melihat perkembangan dari organ-organ tubuh bayi (morfologi). Lalu pemeriksaan pada trisemester tiga (28-32 minggu) dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi, seperti berat badan.
Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2016/04/20/481/1367952/masyarakat-salah-paham-manfaatkan-usg-kehamilan-4d
No comments:
Post a Comment